*** Pemuda yang kuat adalah
pemuda yang kuat secara ilmu dan intelektual, dengan kemampuan mengelola masjid
maka pemuda akan terlahir sebgai generasi bangsa yang religious,
bertanggungjawab dan penuh inovasi serta cerdas, bila pemuda seperti ini
terlahir maka masjid menjadi hidup dan
sumber kehidupan, disana pemuda akan tumbuh berjiwa besar, jiwa patriotik harapan bangsa.
Apa yang
terlintas dalam pikiran kita ketika mendengar kata ‘pemuda’ ? kata yang tidak asing dan sangat akrab ditelinga.
Sosok yang sangat diharapkan baik pemikian maupun tindakan. Pemuda identik dengan masa depan. Bagaimana dengan
masa depan masjid…? Adakah pemuda masa kini memiliki semangat untuk memakmurkan
mesjid.
Masjid kurang akrab dengan pemuda, masjid hanya akrab
dengan orang-orang tua, kakek-kakek serta ibu-ibu pengajian, lalu kemanakah
pemuda? Sepertinya pemuda enggan dekat dengan masjid, apakah ada yang salah
atau memang kita kurang memberikan peluang kepada para pemuda, sehingga mereka
tidak mau dekat dengan masjid. Padahal dari masa kemasa para pemudalah yang
menempatkan diri pada posisi yang strategis dan berada pada garda terdepan,
sepert dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia pemuda menempati
peran sebagai tulang punggung dari
keutuhan melawan para penjajah dan merebut kemerdekaan.
Dalam
ajaran Islam, Rasulullah SAW menempatkan pemuda pada posisi terpenting dalam
perjuangan, Rasulullah adalah sosok yang berhasil membina para pemuda dan
menjadikannya sebagai kader pejuang Islam yang tangguh dan tercatat dalam
sejarah.
Masjid
tempat berkumpul umat, dimana Rasulullah memberikan pembelajaran kepada
sahabat-sahabatnya dan para pemuda sehingga menjadi kekuatan yang penuh. Bagaimana masjid dapat membentuk karakter
pemuda yang cita tanah air dan membela Rasulullah dalam keadaan apapun. Tapi
hal seperti itu sulit kita lihat di
zaman sekarang, tiada lagi yang
mengikuti contoh yang diberikan Rasulullah dalam membina generasi muda, terutama
membina kader pemuda masjid.
Pemuda
dibiarkan berhura-hura, kongkow-kongkow, berpesta-pesta parahnya lagi tidak ada
langkah mengarahkan mereka kepada
perbuatan-perbuatan yang berguna di dalam sistem sosial masyarakat.
Mereka seperti komunitas atau kelas tersendiri yang harus diberikan
kesempatan menikmati hidup tanpa batasan dan tanggung jawab yang jelas, apalagi
dikader menjadi pegurus masjid, sehingga ketika pengurus masjid berkurang tidak
ada yang bisa menggantikan posisi, tidak ada regenerasi, pemuda tidak siap
dengan kondisi seperti itu, kepengurusan masjid kosong akibatnya masjid
terbengkalai kotor dan tidak teurus. Jika hal itu terjadi Itu berarti kita
sudah menyia-nyiakan moment penting.
Pembinaan Pemuda berbasis
Mesjid
”Beri
aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia,” inilah sebuah ungkapan yang
pernah dilantunkan sang orator ulung yang pernah di kenal dunia, sekaligus
presiden perdana yang pernah memimpin Indonesia, Ir. Sukarno, ketika ia
menyanjung betapa pentingnya keberadaan sebuah komunitas pemuda dalam suatu
bangsa dan Negara.
Ungkapan
ini merupakan betapa pemuda memiliki kekuatan yang luar bisa jika didorong
untuk berbuat melakukan sesuatu, dunia dapat digoncangkan dengan hanya sepuluh
pemuda. Dapat dibayangkan apabila masjid menjadi tempat berkumpulnya para
pemuda, tempat pemuda ditempa dengan berbagai ilmu, baik ilmu negara atau ilmu
agama, maka betapa bergaungnya kekuatan
Islam, kekuatan pemuda berbasis mesjid.
Berkaitan
dengan pemuda masjid, H. Dr. Ir. Hatta Rajasa, Ketua Umum DPP PAN yang juga alumni
ITB tahun 1973 juga merupakan aktivis masjid Salman ITB mengungkapkan bahwa kuatnya
pemuda berbasis masjid maka akan kuat pula Negara ini berdiri. Kecintaan Hatta
Rajasa terhadap masjid dapat kita lihat pada program yang sedang berjalan di
Jawa Barat, yakni Program Perbaikan
Seribu Masjid di Jawa Barat. bersama program ini hatta ingin menyampaikan
pesan kepada pemuda, bahwa masjid merupakan basis karakter yang kuat dan symbol
kekuatan, masjid juga merupakan symbol kebersamaan dan jiwa patriotisme.
Pemuda
penggerak masjid penuh dengan semangat perjuangan Islam yang berkobar di dada. Itulah
pemuda harapan bangsa, namun semuanya memerlukan perjuangan dan tekad yang
kuat. Kenyataan yang terjadi adalah pemuda tidak akan bisa berbuat apa-apa jika
tidak ada yang pihak yang menggerakan, pemuda hanya akan menjadi sampah dan
segerombolan komunitas yang tidak bermanfaat. Untuk itu perlu tindakan yang
cerdas agar pemuda dapat menumbuhkan kecintaan terhadap masjid. Menjadikan masjid menjadi suatu tempat yang
akrab dengan pemuda, dan itu harus dikader melalui suatu proses.
Tugas
itu perlu diketahui dan dijalankan oleh para pengurus Dewan Kesejahteraan Masjid
(DKM), jangan sampai pegurus DKM hanya orang yang itu itu saja serta sudah
renta dan kurang tenaga. Alangkah sangat bijak jika DKM mampu melakukan
inovasi-inovasi agar pemuda bersedia mendekat kepada masjid.
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meraih minat
pemuda agar mendekat dengan kehidupan masjid yang bisa dilakukan keluarga
DKM/pengurus mesjid;
v Sebaiknya pengurus DKM
melibatkan keluarga atau anak, terutama anak laki-laki sejak usia dini, banyak
diantara pengurus DKM rajin ke mesjid
tapi enggan melibatkan keluarga atau
anak
v Biasanya anak usia lima tahun
sampe sepuluh tahun selalu dibawa ke masjid, tetapi ketika anak menjelang akil
balig orangtua mulai malas mengajaknya
v Mengadakan silaturahmi dan
bekerjasama dengan Karang Taruna agar para pemuda mendapat pengakuan dan
menjadi dekat dengan pengurus DKM
v Melibatkan pengurus
pemerintahan setempat seperti RT atau RW agar menjadi pengurus DKM
v Membuka dan memberikan
informasi kepada pihak lain seperti kepada remaja untuk terlibat dan menjadi
remaja masjid.
v Membentuk dan mengembangkan
komunitas Ikatan Remaja Masjid
v Memelihara dan melakukan
pembinaan Remaja Masjid dengan intensif, agar rasa kecintaan terhadap masjid semakin
subur
v Membentuk remaja mesjid dan
pemuda mesjid secara berkesinambungann
v Mengadakan pengajian rutin yang
secara khusus melibatkan pemuda yang menjadi kepanitiaan dan peyelenggaraannya
v Mengadakan diskusi rutin dengan
para pemuda dengan tema-tema yang menarik serta isu-isu yang sedang berkembang
ditengah-tengah masyarakat.
v Melakukan musyawarah rutin
untuk membahas kemajuan serta kebaikan masjid dimasa yang akan datang
v Melakukan koordinasi dengan masjid
lain baik dalam wilayah desa yang sama
atau dengan luar desa
v Selalu terbuka menerima
informasi dan mendiskusikannya dengan pengurus DKM lainnya
Untuk mengadakan pembinaan
kepada kader masjid yang paling penting harus dilakukan adalah menghadirkan calon
kader masjid itu sendiri. Apabila telah terpenuhi maka pembinaan pemuda masjid dapat
dilakukan dangan intensif, baik dan
berkelanjutan.
Masjid dimasa yang akan datang akan
menjadi pusat informasi yang positif bagi masyarakat, pengurus DKM akan secara
langsung dapat melakukan pergantian pengurus dengan mudah karena calon pengurus
telah siap dan sudah melalui pembinaan dengan baik. (Eneng Humaeroh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar