Selasa, 04 Desember 2012

Pemuda Berbasis Masjid, Pemuda Harapan Bangsa




*** Pemuda yang kuat adalah pemuda yang kuat secara ilmu dan intelektual, dengan kemampuan mengelola masjid maka pemuda akan terlahir sebgai generasi bangsa yang religious, bertanggungjawab dan penuh inovasi serta cerdas, bila pemuda seperti ini terlahir maka  masjid menjadi hidup dan sumber kehidupan, disana pemuda akan tumbuh berjiwa besar,  jiwa patriotik harapan bangsa.

        Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika mendengar kata ‘pemuda’ ? kata  yang tidak asing dan sangat akrab ditelinga. Sosok yang sangat diharapkan baik pemikian maupun tindakan. Pemuda  identik dengan masa depan. Bagaimana dengan masa depan masjid…? Adakah pemuda masa kini memiliki semangat untuk memakmurkan mesjid.
        Masjid  kurang akrab dengan pemuda, masjid hanya akrab dengan orang-orang tua, kakek-kakek serta ibu-ibu pengajian, lalu kemanakah pemuda? Sepertinya pemuda enggan dekat dengan masjid, apakah ada yang salah atau memang kita kurang memberikan peluang kepada para pemuda, sehingga mereka tidak mau dekat dengan masjid. Padahal dari masa kemasa para pemudalah yang menempatkan diri pada posisi yang strategis dan berada pada garda terdepan, sepert dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia pemuda menempati peran sebagai tulang punggung  dari keutuhan melawan para penjajah dan merebut kemerdekaan.
        Dalam ajaran Islam, Rasulullah SAW menempatkan pemuda pada posisi terpenting dalam perjuangan, Rasulullah adalah sosok yang berhasil membina para pemuda dan menjadikannya sebagai kader pejuang Islam yang tangguh dan tercatat dalam sejarah.
        Masjid tempat berkumpul umat, dimana Rasulullah memberikan pembelajaran kepada sahabat-sahabatnya dan para pemuda sehingga menjadi kekuatan yang penuh.  Bagaimana masjid dapat membentuk karakter pemuda yang cita tanah air dan membela Rasulullah dalam keadaan apapun. Tapi hal seperti itu  sulit kita lihat di zaman sekarang, tiada  lagi yang mengikuti contoh yang diberikan Rasulullah dalam membina generasi muda, terutama membina kader pemuda masjid.  
        Pemuda dibiarkan berhura-hura, kongkow-kongkow, berpesta-pesta parahnya lagi tidak ada langkah mengarahkan mereka  kepada perbuatan-perbuatan yang berguna di dalam sistem sosial masyarakat.
Mereka seperti komunitas atau kelas tersendiri yang harus diberikan kesempatan menikmati hidup tanpa batasan dan tanggung jawab yang jelas, apalagi dikader menjadi pegurus masjid, sehingga ketika pengurus masjid berkurang tidak ada yang bisa menggantikan posisi, tidak ada regenerasi, pemuda tidak siap dengan kondisi seperti itu, kepengurusan masjid kosong akibatnya masjid terbengkalai kotor dan tidak teurus. Jika hal itu terjadi Itu berarti kita sudah menyia-nyiakan moment penting.

Pembinaan Pemuda berbasis Mesjid
        ”Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia,” inilah sebuah ungkapan yang pernah dilantunkan sang orator ulung yang pernah di kenal dunia, sekaligus presiden perdana yang pernah memimpin Indonesia, Ir. Sukarno, ketika ia menyanjung betapa pentingnya keberadaan sebuah komunitas pemuda dalam suatu bangsa dan Negara.
        Ungkapan ini merupakan betapa pemuda memiliki kekuatan yang luar bisa jika didorong untuk berbuat melakukan sesuatu, dunia dapat digoncangkan dengan hanya sepuluh pemuda. Dapat dibayangkan apabila masjid menjadi tempat berkumpulnya para pemuda, tempat pemuda ditempa dengan berbagai ilmu, baik ilmu negara atau ilmu agama,  maka betapa bergaungnya kekuatan Islam, kekuatan pemuda berbasis mesjid.
        Berkaitan dengan pemuda masjid, H. Dr. Ir. Hatta Rajasa, Ketua Umum DPP PAN yang juga alumni ITB tahun 1973 juga merupakan aktivis masjid Salman ITB mengungkapkan bahwa kuatnya pemuda berbasis masjid maka akan kuat pula Negara ini berdiri. Kecintaan Hatta Rajasa terhadap masjid dapat kita lihat pada program yang sedang berjalan di Jawa Barat, yakni Program Perbaikan Seribu Masjid di Jawa Barat. bersama program ini hatta ingin menyampaikan pesan kepada pemuda, bahwa masjid merupakan basis karakter yang kuat dan symbol kekuatan, masjid juga merupakan symbol kebersamaan dan jiwa patriotisme. 
        Pemuda penggerak masjid penuh dengan semangat perjuangan Islam yang berkobar di dada. Itulah pemuda harapan bangsa, namun semuanya memerlukan perjuangan dan tekad yang kuat. Kenyataan yang terjadi adalah pemuda tidak akan bisa berbuat apa-apa jika tidak ada yang pihak yang menggerakan, pemuda hanya akan menjadi sampah dan segerombolan komunitas yang tidak bermanfaat. Untuk itu perlu tindakan yang cerdas agar pemuda dapat menumbuhkan kecintaan terhadap masjid.  Menjadikan masjid menjadi suatu tempat yang akrab dengan pemuda, dan itu harus dikader melalui suatu proses.
        Tugas itu perlu diketahui dan dijalankan oleh para pengurus Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM), jangan sampai pegurus DKM hanya orang yang itu itu saja serta sudah renta dan kurang tenaga. Alangkah sangat bijak jika DKM mampu melakukan inovasi-inovasi agar pemuda bersedia mendekat kepada masjid.
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meraih minat pemuda agar mendekat dengan kehidupan masjid yang bisa dilakukan keluarga DKM/pengurus mesjid;
v Sebaiknya pengurus DKM melibatkan keluarga atau anak, terutama anak laki-laki sejak usia dini, banyak diantara pengurus DKM  rajin ke mesjid tapi enggan melibatkan  keluarga atau anak
v Biasanya anak usia lima tahun sampe sepuluh tahun selalu dibawa ke masjid, tetapi ketika anak menjelang akil balig orangtua mulai malas mengajaknya
v Mengadakan silaturahmi dan bekerjasama dengan Karang Taruna agar para pemuda mendapat pengakuan dan menjadi dekat dengan pengurus DKM
v Melibatkan pengurus pemerintahan setempat seperti RT atau RW agar menjadi pengurus DKM
v Membuka dan memberikan informasi kepada pihak lain seperti kepada remaja untuk terlibat dan menjadi remaja masjid.
v Membentuk dan mengembangkan komunitas Ikatan Remaja Masjid
v Memelihara dan melakukan pembinaan Remaja Masjid dengan intensif, agar rasa kecintaan terhadap masjid semakin subur
v Membentuk remaja mesjid dan pemuda mesjid secara berkesinambungann
v Mengadakan pengajian rutin yang secara khusus melibatkan pemuda yang menjadi kepanitiaan dan peyelenggaraannya
v Mengadakan diskusi rutin dengan para pemuda dengan tema-tema yang menarik serta isu-isu yang sedang berkembang ditengah-tengah masyarakat.
v Melakukan musyawarah rutin untuk membahas kemajuan serta kebaikan masjid dimasa yang akan datang
v Melakukan koordinasi dengan masjid  lain baik dalam wilayah desa yang sama atau dengan luar desa
v Selalu terbuka menerima informasi dan mendiskusikannya dengan pengurus DKM lainnya

Untuk mengadakan pembinaan kepada kader masjid yang paling penting harus dilakukan adalah menghadirkan calon kader masjid itu sendiri. Apabila telah terpenuhi maka pembinaan pemuda masjid dapat dilakukan  dangan intensif, baik dan berkelanjutan.
Masjid dimasa yang akan datang akan menjadi pusat informasi yang positif bagi masyarakat, pengurus DKM akan secara langsung dapat melakukan pergantian pengurus dengan mudah karena calon pengurus telah siap dan sudah melalui pembinaan dengan baik. (Eneng Humaeroh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar