Oleh : Eneng Humaeroh
Sebagai Mentri
Koordinasi Bidang Perekonomian dan
Industri Hatta Rajasa memiliki
kepedualian yang sangat tinggi terhadap ekonomi kerakyatan, yakni untuk
membangun ekonomi sekor ril yang dapat dinikmati rakyat kecil. hal ini
dibuktikan dengan digulirkannya berbagai program nasional yakni program
wirausaha bagi pemuda dan ekonomi menengah dan kecil.
Program
ini berjalan dengan baik dan mendapatkan sambutan yang besar. Hatta mendorong setiap warga yang ingin
menjadi pengusaha mengolah produksi-produksi lokal. Hatta dalam pemikiran
besarnya mengatakan bahwa Negara ini akan maju dan kuat secara ekonomi jika
pemuda dan warganya menjadi pengusaha,
bukan menjadi pekerja yang hanya diberi upah sesuai dengan jam kerjanya semata.
Kebijakan
ekonomi global Hatta yang lebih memberikan perlindungan kepada pengusaha lokal,
seperti pembatasan terhadap investor asing yang ingin menguasai
berbagai sektor seperti perbankan, penguasaan saham pertambangan dan sektor lainnya perlu diacungi jempol.
Karena dengan demikian Hatta memberikan peluang yang sangat besar kepada
pengusaha atau pewirausaha untuk mengembangkan usahanya dengan leluasa.
Kebijakan tersebut merupakan jiwa nasionalisme Hatta yang ditakuti para
investor asing.
Jika
dibandingkan dengan kebijakan menteri perekonomian sebelumnya, tindakan seperti
Hatta belum pernah dilakukan. Dengan alasan investasi, pemerintah memberikan
keleluasaan dan kebebasan kepemilikan saham asing terhadap sektor-sektor
perdagangan dalam negeri, sehingga pengusaha lokal kesulitan mendapat akses
modal dan pemasaran. Tetapi Hatta membuat kebijakan yang berpihak kepada
pengusaha lokal .
Kebijakan-kebijakan
Hatta tentunya sangat tepat dan sikap
itu perlu ditiru serta di ikuti dan didukung sepenuhya oleh masyarakat. Jiwa nasionalisme
yang ditunjukan merupakan bukti bahwa seorang Hatta sangat memperhatikan
masyarakat kecil, terutama yang ingin berwirausaha dengan modal kecil.
Hatta
juga mengatakan bahwa wirausaha kecil lah yang telah menyelamatkan perekonomian
bangsa Indonesia, karena menurutnya jiwa wirausaha adalah jiwa yang kuat dan
pantang menyerah, dimana seseorang harus hidup menyelamatkan dirinya dan
keluarganya dari hidup kekurangan.
Masyarakat yang ingin maju secara ekonomi melalui kegiatan wirausaha mendapat perhatian yang
besar dari Hatta. Sikap ini jarang dimiliki oleh pejabat setingkat mentri,
tetapi Hatta menunjukan bahwa kekuatan yang terbesar adalah berasal dari
masyarakat kelas menengah dan bawah.
Masyarakat kecillah yang menjadikan Negara ini tetap ada, masyarakat
kecil yang tetap menopang kehidupan di negeri ini tetap berjalan dan bertahan
ditengah himpitan krisis ekonomi dunia.
Kebijakan
Hatta ternyata membuat rasa was-was bagi pengusaha asing karena kebijakan Hatta membatasi kepemilikan bagi
asing. Itulah salah satu jiwa nasionalisme Hatta yang ditunjukannya melalui
kapasitasnya sebagai Menteri Koordinasi Bidang Perkonomian dan Industri.
Harapan Rakyat terhadap Pemimpin
Masyarakat
sangat membutuhkan figure seorang pemimpian yang memiliki jiwa nasionalisme,
perhatian terhadap rakyatnya serta membela kepentingan rakyat. Indonesia di bangun oleh sebagian besar masyarakat
kelas menengah ke bawah, jika pemimpin memperhatikan rakyatnya maka rakyat akan
mencintai pemimpinnya. Kecintaan rakyat terhadap pemimpinnya akan tumbuh. Pemimpin yang mencintai rakyatnya harus
ditunjukan oleh suatu sikap yang dekat antara pemimpin dengan rakyatnya, sikap
yang mengayomi serta memahami kebutuhan rakya tnya.
Rakyat sebenarnya
merasa telah banyak dikhianati oleh para pemimpinnya. Banyak kebijakan yag dibuat oleh para pemimpin tidak
membela kepentingan rakyat sehingga rakyat merasa jenuh dengan pemimpinnya
sendiri. Hal ini tentu menggugah Hatta Rajasa untuk melakukan sesuatu hal yang
berbalik, yakni memberikan perhatian dan membela kepentingan rakyat. Salah satu
pembuktian bahwa Hatta peduli dengan rakyatnya adalah melakukan proteksi ekonomi,
dengan membatasi kepemilikan asing terhadap sektor-sektor perekonomian yang
penting, dengan begitu maka penguasaha
kecil akan dapat bernafas dan terus bertahan bahkan menjalani roda perekonomian
sehingga mampu menopang dan menghidupi
seluruh rakyat.
Hatta
tampil sebagai calon pemimpin dengan kelayakan dan kebijakan yang berpihak
kepada rakyatnya, hal itu membuat ciut nyali para calon investor asing yang
ingin mengusai sektor-sektor penting di
negeri ini. Proteksi terhadap ekonomi nasional merupakan gaya Hatta untuk
melindungi pengusaha lokal dan kecil.
Hal yang
perlu diketahui oleh masyarakat adalah kebijakan dan perjuangan pemimpin untuk
rakyatnya, yang membela serta memberikan kesempatan rakyat untuk berkiprah,
mengerahkan seluruh potensi ekonomi agar terus mampu hidup serta meningkatkan
fasilitas kehidupan dirinya dan keluarga.
Keluarga
sejahtera perlu ditopang oleh ekonomi kelauarga yang kuat. Hal itulah pemikiran
Hatta, bahwa dengan kuatnya keluarga-keluarga Indonesia secara ekonomi maka
Indonesia akan mejadi Negara maju di Asia. Jika tidak maka Negara ini akan
ambruk dengan sendirinya, karena masyarakatnya tidak kuat secara ekonomi.
Pemikiran
Hatta yang baik tersebut harus diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat bahwa
dengan kekuatan dan potensi masyarakat kecil Hatta memberikan kenyakinkan bahwa
kita akan pergi meninggalkan kemiskinan, meninggalkan kekuarangan dan
meninggalkan kesengsaraan ekonomi yang selama ini menggerogoti bangsa. Pesan
Hatta seperti ini selayaknya mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat,
agar bersama-sama membangun Negara dengan cara mengembangkan ekonomi kecil dan
menengah sebagai penopang perekonomian nasional.
Apabila
pemikiran dan jiwa nasionalisme Hatta melalui kebijakan ekonomi diketahui
khalayak, apakah masyarakat masih belum
percaya bahwa masyarakat masih memiliki
figure yang pantas sebagai pemimpin bangsa?. Masyarakat bersama-sama pemimpinnya membangun Negara melalui ekonomi kerakyatan
untuk kesejahteraan rakyat pula.
Hatta
mengajak seluruh masyarakat untuk membangun kekuatan ekonomi dengan menggali
potensi-potensi daerah serta meningkatkan kemampuan jiwa wirausaha agar tidak
bergantung kepada sempitnya lowongan pekerjaan. Ajakan Hatta ini tentunya
peluang yang besar bagi masyarakat, agar semua orang memiliki kontribusi kepada
Negara yang kita cintai dan tidak berpangku tangan semata.
Hatta, Figure Pemimpin yang Sesuai dengan Ajaran Islam
Kerinduan
masyarakat terhadap figure pemimpin yang ideal, yang memiliki kecintaan dan
berpihak kepada rakyat tentunya akan segera terealisasi. Hal itu apabila seluruh masyarakat menerima
informasi bahwa seorang anak bangsa kelahiran Palembang, sumatera Selatan, 18 Desember 1953 memiliki karakter
yang kuat sebagai pemimpin. Kebijakan-kebijakannya bukan semata-mata karena
kepentingan politik tetapi merupakan wujud kasih sayang dan kecintaannya kepada
rakyat kecil.
Hatta
membuktikan dirinya bahwa ia layak menjadi seorang pemimpin di Negara ini, ini
dapat kita lihat karakternya dalam kacamata ajaran Islam yang memberikan syarat
mutlak seorang pemimpin yakni ;
1. Menggunakan Hukum Allah
Hatta adalah seorang
religius agamis. Hal itu dibuktikan dengan kepeduliannya terhadap sarana-sarana peribadatan umat Islam yang
kini sedang digulirkannya program perbaikan seribu mesjid di Jawa Barat
2. Tidak meminta-minta jabatan.
Walaupun Hatta memiliki kedekatan dengan
Presiden tetapi Hatta tidak memanfaatkannya demi kekuasaan dan
anti KKN. Sebagai masa hadits Rasulullah SAW, "Barang siapa yang
menempatkan seseorang karena hubungan kerabat, sedangkan masih ada orang yang
lebih Allah ridhoi, maka sesungguhnya dia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya
dan orang mukmin". (HR Al Hakim).
3. Memiliki kecerdasan dan kemampuan
Jabatan Hatta sebagai menkoekuin diperoleh karena ia memiliki kemampuan yang layak, serta sikap yang amanah, ikhlas, memiliki keunggulan dari kompetitornya dan kebijakan yang membela rakyat. Sikap seperti ini persis yang dicontohkan Nabi Yusuf dalam QS : Yusuf ayat 55, yang artinya : "Jadikanlah aku bendaharawan negeri (mesir), karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan".
Jabatan Hatta sebagai menkoekuin diperoleh karena ia memiliki kemampuan yang layak, serta sikap yang amanah, ikhlas, memiliki keunggulan dari kompetitornya dan kebijakan yang membela rakyat. Sikap seperti ini persis yang dicontohkan Nabi Yusuf dalam QS : Yusuf ayat 55, yang artinya : "Jadikanlah aku bendaharawan negeri (mesir), karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan".
4. Professional dan tepat sasaran
Profesionalitas
Hatta sangat diperhitungkan bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga oleh luar
negeri. pengamat politik Kevin O Rourke
seperti yang diberitakan Ruteurs, selasa (29/5) mengatakan bahwa kebijakan ekonomi Hatta berada pada arah
proteksionisme, restriksi dan pembatasan kepemilikan. Hatta bekerja dengan professional karena
mampu menciptakan koordinasi yang mulus dan
memiliki kendali pada energy, perdagangan dan pertanian. Sikap Hatta tersebut
tercermin dalam hadits Nabi; "Sesungguhnya Allah sangat senang pada pekerjaan salah seorang
di antara kalian jika dilakukan dengan profesional" (HR : Baihaqi)
5. Membuka peluang ekonomi dan mengasah potensi rakyat
Seorang pemimpin harus mampu mendeteksi kemampuan dan potensi yang dimiliki rakyatnya, selain itu mampu memberikan motivasi untuk terus berprestasi. Sikap ini ditunjukan melalui program nasional wirausaha. Program ini mampu mengasah dan menghantarkan masyarakat menjadi pengusaha ulung. Menggali potensi-potensi lokal yang belum digarap dengan benar. pembangunan karakter pengusaha agar masyarakat mampu berdiri sendiri melalui jiwa wirausaha. Namun perlu diketahui jiwa wirausaha bukan terbatas kepada perdagangan melainkan inovasi dan pengembangan diri sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Itulah yang didorong seorang Hatta kepada masyarakatnya.
Seorang pemimpin harus mampu mendeteksi kemampuan dan potensi yang dimiliki rakyatnya, selain itu mampu memberikan motivasi untuk terus berprestasi. Sikap ini ditunjukan melalui program nasional wirausaha. Program ini mampu mengasah dan menghantarkan masyarakat menjadi pengusaha ulung. Menggali potensi-potensi lokal yang belum digarap dengan benar. pembangunan karakter pengusaha agar masyarakat mampu berdiri sendiri melalui jiwa wirausaha. Namun perlu diketahui jiwa wirausaha bukan terbatas kepada perdagangan melainkan inovasi dan pengembangan diri sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Itulah yang didorong seorang Hatta kepada masyarakatnya.
Karakter
Hatta yang tercermin pada sikap dan kebijakannya telah mengobati kerinduan
masyarakat akan hadirnya pemimpin ideal di masa yang akan datang, pemimpin yang
peduli dan mencintai rakyatnya, pemimpin yang mampu menghantarkan rakyatnya
menjadi sejahtera, pemimpin yang akan selalu dirindukan rakyat. Firman Allah
SWT “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan telah Kami wahyukan kepada mereka
untuk senantiasa mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu mengabdi.” (QS. Al-Anbiya’: 73). (Raja/Eneng Humaeroh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar