Selasa, 04 Desember 2012

Jiwa Nasionalisme Hatta Melalui Kebijakan Ekonomi Nasional adalah Ciri Pemimpin Ideal Bangsa


 
Oleh : Eneng Humaeroh

        Sebagai Mentri Koordinasi  Bidang Perekonomian dan Industri Hatta Rajasa  memiliki kepedualian yang sangat tinggi terhadap ekonomi kerakyatan, yakni untuk membangun ekonomi sekor ril yang dapat dinikmati rakyat kecil. hal ini dibuktikan dengan digulirkannya berbagai program nasional yakni program wirausaha bagi pemuda dan ekonomi menengah dan kecil.
        Program ini berjalan dengan baik dan mendapatkan sambutan yang  besar. Hatta mendorong setiap warga yang ingin menjadi pengusaha mengolah produksi-produksi lokal. Hatta dalam pemikiran besarnya mengatakan bahwa Negara ini akan maju dan kuat secara ekonomi jika pemuda dan warganya menjadi  pengusaha, bukan menjadi pekerja yang hanya diberi upah sesuai dengan jam kerjanya semata.
        Kebijakan ekonomi global Hatta yang lebih memberikan perlindungan kepada pengusaha lokal, seperti  pembatasan   terhadap investor asing yang ingin menguasai berbagai sektor seperti perbankan, penguasaan saham pertambangan  dan sektor lainnya perlu diacungi jempol. Karena dengan demikian Hatta memberikan peluang yang sangat besar kepada pengusaha atau pewirausaha untuk mengembangkan usahanya dengan leluasa. Kebijakan tersebut merupakan jiwa nasionalisme Hatta yang ditakuti para investor asing.
        Jika dibandingkan dengan kebijakan menteri perekonomian sebelumnya, tindakan seperti Hatta belum pernah dilakukan. Dengan alasan investasi, pemerintah memberikan keleluasaan dan kebebasan kepemilikan saham asing terhadap sektor-sektor perdagangan dalam negeri, sehingga pengusaha lokal kesulitan mendapat akses modal dan pemasaran. Tetapi Hatta membuat kebijakan yang berpihak kepada pengusaha lokal .
        Kebijakan-kebijakan Hatta tentunya sangat tepat  dan sikap itu perlu ditiru serta di ikuti dan didukung sepenuhya oleh masyarakat. Jiwa nasionalisme yang ditunjukan merupakan bukti bahwa seorang Hatta sangat memperhatikan masyarakat kecil, terutama yang ingin berwirausaha dengan modal kecil.
        Hatta juga mengatakan bahwa wirausaha kecil lah yang telah menyelamatkan perekonomian bangsa Indonesia, karena menurutnya jiwa wirausaha adalah jiwa yang kuat dan pantang menyerah, dimana seseorang harus hidup menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari hidup kekurangan.
        Masyarakat  yang ingin maju secara ekonomi  melalui kegiatan wirausaha mendapat perhatian yang besar dari Hatta. Sikap ini jarang dimiliki oleh pejabat setingkat mentri, tetapi Hatta menunjukan bahwa kekuatan yang terbesar adalah berasal dari masyarakat kelas menengah dan bawah.  Masyarakat kecillah yang menjadikan Negara ini tetap ada, masyarakat kecil yang tetap menopang kehidupan di negeri ini tetap berjalan dan bertahan ditengah himpitan krisis ekonomi dunia.
        Kebijakan Hatta ternyata membuat rasa was-was bagi pengusaha asing karena  kebijakan Hatta membatasi kepemilikan bagi asing. Itulah salah satu jiwa nasionalisme Hatta yang ditunjukannya melalui kapasitasnya sebagai Menteri Koordinasi Bidang Perkonomian dan Industri.

Harapan Rakyat terhadap Pemimpin
        Masyarakat sangat membutuhkan figure seorang pemimpian yang memiliki jiwa nasionalisme, perhatian terhadap rakyatnya serta membela kepentingan rakyat. Indonesia  di bangun oleh sebagian besar masyarakat kelas menengah ke bawah, jika pemimpin memperhatikan rakyatnya maka rakyat akan mencintai pemimpinnya. Kecintaan rakyat terhadap pemimpinnya akan tumbuh.  Pemimpin yang mencintai rakyatnya harus ditunjukan oleh suatu sikap yang dekat antara pemimpin dengan rakyatnya, sikap yang mengayomi serta memahami kebutuhan rakya tnya.
        Rakyat sebenarnya merasa telah banyak dikhianati oleh para pemimpinnya. Banyak  kebijakan yag dibuat oleh para pemimpin tidak membela kepentingan rakyat sehingga rakyat merasa jenuh dengan pemimpinnya sendiri. Hal ini tentu menggugah Hatta Rajasa untuk melakukan sesuatu hal yang berbalik, yakni memberikan perhatian dan membela kepentingan rakyat. Salah satu pembuktian bahwa Hatta peduli dengan rakyatnya adalah melakukan proteksi ekonomi, dengan membatasi kepemilikan asing terhadap sektor-sektor perekonomian yang penting,  dengan begitu maka penguasaha kecil akan dapat bernafas dan terus bertahan bahkan menjalani roda perekonomian sehingga mampu  menopang dan menghidupi seluruh rakyat.
        Hatta tampil sebagai calon pemimpin dengan kelayakan dan kebijakan yang berpihak kepada rakyatnya, hal itu membuat ciut nyali para calon investor asing yang ingin  mengusai sektor-sektor penting di negeri ini. Proteksi terhadap ekonomi nasional merupakan gaya Hatta untuk melindungi pengusaha lokal dan kecil.
        Hal yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah kebijakan dan perjuangan pemimpin untuk rakyatnya, yang membela serta memberikan kesempatan rakyat untuk berkiprah, mengerahkan seluruh potensi ekonomi agar terus mampu hidup serta meningkatkan fasilitas kehidupan dirinya dan keluarga.
        Keluarga sejahtera perlu ditopang oleh ekonomi kelauarga yang kuat. Hal itulah pemikiran Hatta, bahwa dengan kuatnya keluarga-keluarga Indonesia secara ekonomi maka Indonesia akan mejadi Negara maju di Asia. Jika tidak maka Negara ini akan ambruk dengan sendirinya, karena masyarakatnya tidak kuat secara ekonomi.
        Pemikiran Hatta yang baik tersebut harus diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat bahwa dengan kekuatan dan potensi masyarakat kecil Hatta memberikan kenyakinkan bahwa kita akan pergi meninggalkan kemiskinan, meninggalkan kekuarangan dan meninggalkan kesengsaraan ekonomi yang selama ini menggerogoti bangsa. Pesan Hatta seperti ini selayaknya mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat, agar bersama-sama membangun Negara dengan cara mengembangkan ekonomi kecil dan menengah sebagai penopang perekonomian nasional.
        Apabila pemikiran dan jiwa nasionalisme Hatta melalui kebijakan ekonomi diketahui khalayak, apakah  masyarakat masih belum percaya bahwa  masyarakat masih memiliki figure yang pantas sebagai pemimpin bangsa?.  Masyarakat bersama-sama pemimpinnya  membangun Negara melalui ekonomi kerakyatan untuk kesejahteraan rakyat pula.  
        Hatta mengajak seluruh masyarakat untuk membangun kekuatan ekonomi dengan menggali potensi-potensi daerah serta meningkatkan kemampuan jiwa wirausaha agar tidak bergantung kepada sempitnya lowongan pekerjaan. Ajakan Hatta ini tentunya peluang yang besar bagi masyarakat, agar semua orang memiliki kontribusi kepada Negara yang kita cintai dan tidak berpangku tangan semata.

Hatta, Figure Pemimpin yang Sesuai dengan Ajaran Islam
        Kerinduan masyarakat terhadap figure pemimpin yang ideal, yang memiliki kecintaan dan berpihak kepada rakyat tentunya akan segera terealisasi.  Hal itu apabila seluruh masyarakat menerima informasi bahwa seorang anak bangsa kelahiran Palembang, sumatera  Selatan, 18 Desember 1953 memiliki karakter yang kuat sebagai pemimpin. Kebijakan-kebijakannya bukan semata-mata karena kepentingan politik tetapi merupakan wujud kasih sayang dan kecintaannya kepada rakyat kecil.
        Hatta membuktikan dirinya bahwa ia layak menjadi seorang pemimpin di Negara ini, ini dapat kita lihat karakternya dalam kacamata ajaran Islam yang memberikan syarat mutlak seorang pemimpin yakni ;
1.       Menggunakan Hukum Allah
Hatta adalah seorang religius agamis. Hal itu dibuktikan dengan kepeduliannya terhadap  sarana-sarana peribadatan umat Islam yang kini sedang digulirkannya program perbaikan seribu mesjid di Jawa Barat
2.        Tidak meminta-minta jabatan.
 Walaupun Hatta memiliki kedekatan dengan Presiden tetapi Hatta tidak memanfaatkannya demi kekuasaan  dan  anti KKN. Sebagai masa hadits Rasulullah SAW, "Barang siapa yang menempatkan seseorang karena hubungan kerabat, sedangkan masih ada orang yang lebih Allah ridhoi, maka sesungguhnya dia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan orang mukmin". (HR Al Hakim).
3.       Memiliki kecerdasan dan kemampuan
Jabatan Hatta sebagai menkoekuin diperoleh karena ia  memiliki  kemampuan yang layak, serta sikap yang  amanah, ikhlas, memiliki keunggulan dari kompetitornya dan kebijakan yang membela rakyat. Sikap seperti ini persis yang dicontohkan Nabi Yusuf dalam QS : Yusuf ayat 55, yang artinya : "Jadikanlah aku bendaharawan negeri (mesir), karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan".
4.       Professional dan tepat sasaran
Profesionalitas Hatta sangat diperhitungkan bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga oleh luar negeri. pengamat politik  Kevin O Rourke seperti yang diberitakan Ruteurs, selasa (29/5)  mengatakan bahwa  kebijakan ekonomi Hatta berada pada arah proteksionisme, restriksi dan pembatasan kepemilikan.  Hatta bekerja dengan professional karena mampu menciptakan  koordinasi yang mulus dan memiliki kendali pada energy, perdagangan dan pertanian. Sikap Hatta tersebut tercermin dalam hadits  Nabi; "Sesungguhnya Allah sangat senang pada pekerjaan salah seorang di antara kalian jika dilakukan dengan profesional" (HR : Baihaqi)
5.       Membuka peluang ekonomi dan mengasah potensi rakyat
Seorang pemimpin harus mampu mendeteksi kemampuan  dan potensi  yang dimiliki rakyatnya, selain itu mampu memberikan motivasi  untuk terus berprestasi. Sikap ini ditunjukan melalui program nasional wirausaha. Program ini mampu mengasah dan menghantarkan masyarakat menjadi pengusaha ulung. Menggali potensi-potensi lokal yang belum digarap dengan benar. pembangunan karakter pengusaha agar masyarakat mampu berdiri sendiri melalui jiwa wirausaha. Namun perlu diketahui jiwa wirausaha bukan terbatas kepada perdagangan melainkan inovasi dan pengembangan diri sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Itulah yang didorong seorang Hatta kepada masyarakatnya.

        Karakter Hatta yang tercermin pada sikap dan kebijakannya telah mengobati kerinduan masyarakat akan hadirnya pemimpin ideal di masa yang akan datang, pemimpin yang peduli dan mencintai rakyatnya, pemimpin yang mampu menghantarkan rakyatnya menjadi sejahtera, pemimpin yang akan selalu dirindukan rakyat. Firman Allah SWT  Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin  yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, dan telah Kami wahyukan kepada mereka  untuk senantiasa mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu mengabdi.(QS. Al-Anbiya’: 73). (Raja/Eneng Humaeroh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar