Rabu, 09 Februari 2011
Jumat, 04 Februari 2011
8 Hal Pantang Dilakukan Saat Memergoki Perselingkuhan
Sabtu, 8 Agustus 2009 | 10:21 WIB
shutterstock
Jangan membuat tontonan masyarakat seandainya Anda menangkap basah si dia sedang bersama wanita lain. Tunggu penjelasan, jadilah orang yang bijak untuk melindungi diri sendiri.
KOMPAS.com — Menangkap basah kekasih yang sedang bermesraan dengan perempuan lain memang bikin panas hati dan kepala. Namun, meski kekesalan sudah memuncak, ada sejumlah hal yang sebaiknya dihindari.
1. Menjadi drama queen
Gara-gara kebanyakan nonton reality show, boleh jadi Anda kepikiran untuk menumpahkan minuman ke wajah si dia, membanting gelasnya ke dinding, lantas menangis tersedu-sedu sambil memaki si dia di hadapan orang banyak. Jika itu yang kemungkinan terjadi, maka sedari sekarang belajarlah mengendalikan diri Anda. Reaksi yang kelewat dramatis seperti itu malah bisa berbalik merugikan diri sendiri. Jika peristiwa ini terjadi di dalam restoran atau tempat umum lainnya, coba pikir siapa yang kira-kira bakal “ditendang” keluar oleh petugas keamanan?
Gara-gara kebanyakan nonton reality show, boleh jadi Anda kepikiran untuk menumpahkan minuman ke wajah si dia, membanting gelasnya ke dinding, lantas menangis tersedu-sedu sambil memaki si dia di hadapan orang banyak. Jika itu yang kemungkinan terjadi, maka sedari sekarang belajarlah mengendalikan diri Anda. Reaksi yang kelewat dramatis seperti itu malah bisa berbalik merugikan diri sendiri. Jika peristiwa ini terjadi di dalam restoran atau tempat umum lainnya, coba pikir siapa yang kira-kira bakal “ditendang” keluar oleh petugas keamanan?
2. Memukul kekasih
Menampar si dia keras-keras sampai bekas telapak tangan Anda terlukis di pipinya memang bisa mendatangkan kepuasan sesaat karena Anda berhasil melampiaskan kekesalan. Tetapi tunggu dulu, rasa puas itu bisa berbalik menjadi rasa malu berkepanjangan bila ternyata Anda salah tangkap. Risikonya malah bisa jadi lebih besar apabila kekasih secara refleks membalas tamparan Anda dengan kekerasan fisik pula, apalagi bila Anda kebetulan punya pacar seorang atlet karate atau petinju. Aduh....
Menampar si dia keras-keras sampai bekas telapak tangan Anda terlukis di pipinya memang bisa mendatangkan kepuasan sesaat karena Anda berhasil melampiaskan kekesalan. Tetapi tunggu dulu, rasa puas itu bisa berbalik menjadi rasa malu berkepanjangan bila ternyata Anda salah tangkap. Risikonya malah bisa jadi lebih besar apabila kekasih secara refleks membalas tamparan Anda dengan kekerasan fisik pula, apalagi bila Anda kebetulan punya pacar seorang atlet karate atau petinju. Aduh....
3. Menyerang selingkuhannya
Hindari berbuat kasar atau mencaci maki perempuan yang diduga selingkuhannya. Bisa saja dia adalah korban dari kebohongan si kekasih. Siapa yang tahu jika kekasih Andalah yang berbohong dengan mengaku tidak punya pacar? Jadi, dalam hal ini, kekasih Andalah yang semestinya ditegur, bukan perempuan itu. Lagipula, yang mengkhianati Anda adalah kekasih. Jadi, buat apa melemparkan kesalahan pada perempuan lain? It takes two to tango, ladies.
Hindari berbuat kasar atau mencaci maki perempuan yang diduga selingkuhannya. Bisa saja dia adalah korban dari kebohongan si kekasih. Siapa yang tahu jika kekasih Andalah yang berbohong dengan mengaku tidak punya pacar? Jadi, dalam hal ini, kekasih Andalah yang semestinya ditegur, bukan perempuan itu. Lagipula, yang mengkhianati Anda adalah kekasih. Jadi, buat apa melemparkan kesalahan pada perempuan lain? It takes two to tango, ladies.
4. Membalas dendam
Hati boleh panas melihat kekasih bermesraan dengan perempuan lain. Tapi, berpikir untuk membalas dendam kepadanya ketika pikiran Anda sedang kalut? Jangan sampai terjadi, deh. Mentang-mentang kesal, bukan berarti Anda boleh menerima begitu saja ajakan pria yang baru saja Anda kenal untuk berkencan semalam suntuk. Di saat-saat sulit seperti ini, malah ada baiknya Anda menghindar selama beberapa waktu dari pria. Tunggu sampai pikiran Anda jernih sebelum mulai berkencan lagi.
Hati boleh panas melihat kekasih bermesraan dengan perempuan lain. Tapi, berpikir untuk membalas dendam kepadanya ketika pikiran Anda sedang kalut? Jangan sampai terjadi, deh. Mentang-mentang kesal, bukan berarti Anda boleh menerima begitu saja ajakan pria yang baru saja Anda kenal untuk berkencan semalam suntuk. Di saat-saat sulit seperti ini, malah ada baiknya Anda menghindar selama beberapa waktu dari pria. Tunggu sampai pikiran Anda jernih sebelum mulai berkencan lagi.
5. Self destruction
Pengalaman buruk yang membuat Anda terpukul sering kali menjadi alasan seseorang berbuat nekat. Mulai dari kebut-kebutan di jalan tol, menenggak obat-obatan terlarang, sampai percobaan untuk menamatkan hidup sendiri. Sesakit apa pun hati Anda saat ini, tidak sepantasnya Anda membalas perlakuan kekasih dengan mencederai diri sendiri. Coba lihat diri Anda di cermin. Masa sih, Anda tega mencederai diri Anda yang cantik itu? Lagi pula semua itu tidak akan mampu mengobati luka hati dan pastinya juga tak mungkin bisa membantu Anda melarikan diri dari kenyataan. Bersikaplah lebih tegar, dan tunjukkan pada dunia bahwa Anda bisa mengatasi kepedihan itu.
Pengalaman buruk yang membuat Anda terpukul sering kali menjadi alasan seseorang berbuat nekat. Mulai dari kebut-kebutan di jalan tol, menenggak obat-obatan terlarang, sampai percobaan untuk menamatkan hidup sendiri. Sesakit apa pun hati Anda saat ini, tidak sepantasnya Anda membalas perlakuan kekasih dengan mencederai diri sendiri. Coba lihat diri Anda di cermin. Masa sih, Anda tega mencederai diri Anda yang cantik itu? Lagi pula semua itu tidak akan mampu mengobati luka hati dan pastinya juga tak mungkin bisa membantu Anda melarikan diri dari kenyataan. Bersikaplah lebih tegar, dan tunjukkan pada dunia bahwa Anda bisa mengatasi kepedihan itu.
6. Menipu diri sendiri
Ada perbedaan besar antara berbaik sangka dan membohongi diri. Jika Anda melihat si dia sedang bermesraan dengan perempuan lain, tak perlu menetralisasi suasana hati dengan menganggap perselingkuhan itu tak pernah terjadi. Atau, meyakinkan diri sendiri bahwa perempuan itu adalah sahabat atau saudara si dia yang belum Anda kenal. Please, deh, sebagai perempuan dewasa, Anda tahu, kan batas-batas kontak fisik yang boleh dilakukan antarsahabat dengan tindakan mesra yang hanya pantas dilakukan dengan orang terkasih? Rekam baik-baik peristiwa yang Anda saksikan itu bila nanti si dia “melobi” Anda untuk menerimanya kembali.
Ada perbedaan besar antara berbaik sangka dan membohongi diri. Jika Anda melihat si dia sedang bermesraan dengan perempuan lain, tak perlu menetralisasi suasana hati dengan menganggap perselingkuhan itu tak pernah terjadi. Atau, meyakinkan diri sendiri bahwa perempuan itu adalah sahabat atau saudara si dia yang belum Anda kenal. Please, deh, sebagai perempuan dewasa, Anda tahu, kan batas-batas kontak fisik yang boleh dilakukan antarsahabat dengan tindakan mesra yang hanya pantas dilakukan dengan orang terkasih? Rekam baik-baik peristiwa yang Anda saksikan itu bila nanti si dia “melobi” Anda untuk menerimanya kembali.
7. Membuat kerusakan
Melihat si dia sedang merayu perempuan lain, selain membuat hati mendidih, juga bisa membikin tanah yang Anda pijak terasa panas. Memang ada baiknya ambil langkah seribu dari tempat tersebut dan mendinginkan pikiran Anda yang sedang kalut. Tetapi, sembari pergi, jangan tergoda membuat kerusakan sebagai upaya melampiaskan kekesalan. Misal, melempar batu ke arahnya, membaret mobilnya dengan tutup botol, atau mengempiskan ban motornya. Itu sudah tergolong tindak kriminal yang hanya menunjukkan bahwa Anda belum mampu berpikir secara dewasa.
Melihat si dia sedang merayu perempuan lain, selain membuat hati mendidih, juga bisa membikin tanah yang Anda pijak terasa panas. Memang ada baiknya ambil langkah seribu dari tempat tersebut dan mendinginkan pikiran Anda yang sedang kalut. Tetapi, sembari pergi, jangan tergoda membuat kerusakan sebagai upaya melampiaskan kekesalan. Misal, melempar batu ke arahnya, membaret mobilnya dengan tutup botol, atau mengempiskan ban motornya. Itu sudah tergolong tindak kriminal yang hanya menunjukkan bahwa Anda belum mampu berpikir secara dewasa.
8. Membahayakan diri sendiri
Masih segar dalam ingatan, kasus Cici Paramida yang memergoki suaminya sedang berduaan dengan perempuan lain di dalam mobil. Saat itu, Cici berusaha menghalangi mobil melaju dengan cara memasang tubuhnya di depan kendaraan tersebut. Sayangnya, bukan penjelasan yang didapatkan, tubuh Cici malah babak belur gara-gara diserempet mobil. Belajar dari kejadian tersebut, meski pikiran sedang kalut, hendaknya Anda tidak melakukan hal-hal yang berisiko membahayakan diri sendiri dengan tujuan menangkap basah perselingkuhan kekasih.
(Nayu Novita)
Masih segar dalam ingatan, kasus Cici Paramida yang memergoki suaminya sedang berduaan dengan perempuan lain di dalam mobil. Saat itu, Cici berusaha menghalangi mobil melaju dengan cara memasang tubuhnya di depan kendaraan tersebut. Sayangnya, bukan penjelasan yang didapatkan, tubuh Cici malah babak belur gara-gara diserempet mobil. Belajar dari kejadian tersebut, meski pikiran sedang kalut, hendaknya Anda tidak melakukan hal-hal yang berisiko membahayakan diri sendiri dengan tujuan menangkap basah perselingkuhan kekasih.
(Nayu Novita)
Pria Ternyata Lebih Romantis daripada Wanita
Rabu, 19 Januari 2011 | 09:22 WIB
IMDB
Pria lebih cenderung mengungkapkan perasaannya melalui perbuatan.
KOMPAS.com - Dalam film No Strings Attachedyang dibintangi Ashton Kutcher dan Natalie Portman, dikisahkan bagaimana tokoh Adam muncul di kantor kekasihnya, Emma, dengan membawa balon. Hal ini ternyata membuat berang Emma, karena menganggap Adam melanggar perjanjian bahwa mereka tidak akan memperlihatkan hubungan mereka di depan orang lain.
Hal ini ternyata bukan sekadar menjadi adegan khas komedi situasi. Dr Terry Orbuch, psikolog sosial yang telah memelajari 373 pasangan menikah selama 24 tahun, mengatakan bahwa kejadian tersebut didasari fakta bahwa pria lebih romantis daripada wanita.
Ketika mewawancarai pasangan-pasangan tersebut, Orbuch mendapati bahwa para suami cenderung menggambarkan istri mereka dalam istilah-istilah romantis tradisional, sedangkan para istri berbicara lebih praktis mengenai hubungan mereka.
Ketika mewawancarai pasangan-pasangan tersebut, Orbuch mendapati bahwa para suami cenderung menggambarkan istri mereka dalam istilah-istilah romantis tradisional, sedangkan para istri berbicara lebih praktis mengenai hubungan mereka.
“Waktu kami meminta para suami untuk menceritakan bagaimana awal pertemuan mereka dengan istri-istri mereka, kisah mereka lebih dibumbui secara romantis," kata Orbuch, yang memaparkan hasil penelitiannya dalam buku 5 Simple Steps to Take Your Marriage from Good to Great. "Mereka bercerita bagaimana mereka terpesona, jatuh cinta luar biasa; dan mereka menggunakan istilah-istilah seperti 'belahan jiwa' dan 'cinta pada pandangan pertama'. Bertentangan dengan hal tersebut, perempuan bercerita bagaimana mereka berhati-hati pada pasangannya ketika pertama kali berhubungan, dan menjaga agar mereka tidak terburu-buru mendekatkan diri."
Pernyataan cinta juga muncul dalam sikap. Meskipun sikap romantis ini berbeda-beda antara pasangan satu dan yang lainnya, namun menurut Orbuch pria cenderung menjunjung tinggi keyakinan dalam dongeng seperti "bahagia selamanya" daripada wanita.
Hasil penelitian ini rupanya sejalan dengan hasil survei terhadap 21.000 pria dan wanita yang dilakukan situs Queendom. Saat merespons pertanyaan soal cinta, pria lebih romantis dalam menggambarkannya, dengan menggunakan ekspresi yang cenderung dihindari kaum perempuan seperti "takdir" atau "cinta menaklukkan segalanya". Hal ini cukup mengejutkan, karena, "Kebanyakan pria cenderung dinilai tidak romantis. Namun Anda harus memahami mengapa bisa begitu, untuk menghargai mereka," tutur pemimpin studi, Ilona Jerabek, PhD.
Bahwa pria tidak romantis, sedikit banyak hal ini dipengaruhi oleh tradisi. Pujian tergolong sulit mereka dapat, dan pembicaraan mengenai perasaan hati yang terdalam juga tidak biasa dilakukan. “Pria tidak mendapatkan afirmasi dari teman-teman dan keluarga dalam jumlah yang sama dengan yang didapat wanita," jelas Orbuch. "Mereka bergantung pada feedback positif yang mereka dapat dalam relasi dengan pasangan untuk kesejahteraan mental mereka secara keseluruhan."
Bahwa pria tidak romantis, sedikit banyak hal ini dipengaruhi oleh tradisi. Pujian tergolong sulit mereka dapat, dan pembicaraan mengenai perasaan hati yang terdalam juga tidak biasa dilakukan. “Pria tidak mendapatkan afirmasi dari teman-teman dan keluarga dalam jumlah yang sama dengan yang didapat wanita," jelas Orbuch. "Mereka bergantung pada feedback positif yang mereka dapat dalam relasi dengan pasangan untuk kesejahteraan mental mereka secara keseluruhan."
Sebuah studi dari profesor Wake Forest Psychology bahkan mengatakan bahwa kaum pria mereka lebih bugar saat berada dalam hubungan. Hal ini bisa menjelaskan mengapa mereka cenderung memuji pasangan mereka sebagai belahan jiwa, sebab kebutuhan emosional dan fisik yang sulit mereka dapat akhirnya terpenuhi.
Teori lain juga muncul, berkaitan mengenai kepercayaan pria pada cinta pandangan pertama dan cepat jatuh cinta. Hal ini dikarenakan otak mereka mampu bereaksi lebih cepat terhadap isyarat-isyarat visual tertentu. Dalam scanning MRI, terlihat bahwa area otak yang mengontrol emosi pada wanita cenderung kurang aktif, ketika diperlihatkan isyarat visual yang sama. Dengan kata lain, ketika melihat sesuatu yang mereka sukai, wanita menanggapinya dengan sikap kehati-hatian.
Nah, lalu, jika pria memang begitu romantis, mengapa mereka mendapatkan reaksi yang sebaliknya? Menurut para peneliti, hal ini lebih disebabkan salah pengertian. "Perempuan lebih bereaksi terhadap kata-kata, sehingga mereka ingin pasangannya menyatakan perasaannya berulangkali," kata Orbuch. "Sedangkan pria bereaksi terhadap perilaku, sehingga mereka cenderung menunjukkan perasaan melalui perilaku. Akibatnya, ya, enggak nyambung."
Nah, lalu, jika pria memang begitu romantis, mengapa mereka mendapatkan reaksi yang sebaliknya? Menurut para peneliti, hal ini lebih disebabkan salah pengertian. "Perempuan lebih bereaksi terhadap kata-kata, sehingga mereka ingin pasangannya menyatakan perasaannya berulangkali," kata Orbuch. "Sedangkan pria bereaksi terhadap perilaku, sehingga mereka cenderung menunjukkan perasaan melalui perilaku. Akibatnya, ya, enggak nyambung."
Untuk mengantisipasi hal ini, Orbuch menyarankan para pasangan untuk memahami batasan-batasan dan kebutuhan gender mereka. Perempuan bisa bilang "I love you", tapi pria lebih suka mengekspresikan ketiga kata tersebut dengan menjemput pasangannya dari kantor, atau menemani belanja. Kalau sudah begini, kan tidak ada lagi yang sakit hati karena merasa tidak diperhatikan.
Sumber : Shine
Rabu, 02 Februari 2011
Bugar
Bagaimana Cara Menangis yang Sehat?
Jumat, 17 Desember 2010 | 13:07 WIB
SHUTTERSTOCK
Akan lebih baik hasilnya untuk kelegaan Anda jika saat menangis, Anda memiliki orang yang mengerti.
KOMPAS.com — Selama ini seakan ada aturan tak tertulis yang mengatakan bahwa pria ataupun wanita dewasa tidak boleh menangis. Seakan ada penilaian bahwa menangis itu untuk orang yang lemah, tidak tahan banting, dan lainnya. Nyatanya, para psikolog dan peneliti justru mengatakan, menangis itu perlu.
Sebuah studi yang menganalisis artikel-artikel penelitian yang pernah berlangsung sejak 140 tahun lalu mengenai tangisan menyimpulkan, tangisan adalah cara yang baik untuk mengeluarkan rasa sakit yang terpendam. Sebuah sampel dari 30 negara terhadap pria ataupun wanita menghasilkan kesimpulan bahwa manusia merasa jauh lebih lega setelah ia menangis. Bahkan sekitar 70 persen terapis mengatakan, mereka percaya bahwa menangis adalah hal yang bagus untuk pasien mereka.
Keuntungan yang terutama dari menangis adalah kemampuannya untuk membantu membersihkan perasaan lewat kelegaan emosional. Saat kita menangis, terjadi kelepasan ketegangan, kesedihan, dan emosi-emosi negatif lainnya yang menyebabkan rasa sakit dalam dada. Dalam banyak hal, menangis menjadi keran yang aman untuk mengizinkan Anda mengeluarkan emosi yang telah terpendam lama di dalam Anda.
Memang masih sulit bagi para peneliti untuk mengetahui bagaimana tangisan bekerja untuk tubuh kita. Sebab, jika tangisan terjadi akibat sebuah setting laboratorium, misalnya, meminta responden menonton film sedih, banyak responden yang mengutarakan bahwa mereka justru merasa lebih parah dari perasaan sebelum menonton film.
Di lain pihak, banyak orang yang mengatakan bahwa tangisan yang melegakan membuat kita merasa lebih enak. Satu studi yang meninjau lebih dari 3.000 laporan detail mengenai aktivitas tangisan menemukan bahwa kebanyakan orang mengalami peningkatan mood baik seusai menangis. Studi terhadap 196 wanita di Belanda mengatakan, 9 dari 10 responden merasa lebih nyaman seusai menangis.
Menariknya, seorang peneliti di Israel mencari tahu aspek evolusi dari menangis. Ia berspekulasi, menangis merupakan sebuah cara untuk mengomunikasikan kelemahan diri kepada orang lain karena air mata saat menangis membuyarkan pandangan dan membuat diri tanpa pertahanan. Orang yang peduli dan ada pada saat Anda sedang menangis bisa mendekatkan emosi di antara Anda dan dia.
Cara mendapatkan tangisan yang sehat:
Para peneliti menemukan bahwa untuk membuat tangisan memiliki dampak yang menyehatkan bagi kesehatan emosional, dibutuhkan kondisi tertentu, antara lain:
* Anda harus memiliki orang untuk bersandar dan berkeluh kesah. Orang yang mendapatkan dukungan saat menangis dilaporkan memiliki pembersihan emosi yang lebih baik ketimbang mereka yang menangis sendiri. Cobalah cari teman atau orang terkasih yang bisa berempati terhadap masalah yang Anda alami.
Sebuah studi yang menganalisis artikel-artikel penelitian yang pernah berlangsung sejak 140 tahun lalu mengenai tangisan menyimpulkan, tangisan adalah cara yang baik untuk mengeluarkan rasa sakit yang terpendam. Sebuah sampel dari 30 negara terhadap pria ataupun wanita menghasilkan kesimpulan bahwa manusia merasa jauh lebih lega setelah ia menangis. Bahkan sekitar 70 persen terapis mengatakan, mereka percaya bahwa menangis adalah hal yang bagus untuk pasien mereka.
Keuntungan yang terutama dari menangis adalah kemampuannya untuk membantu membersihkan perasaan lewat kelegaan emosional. Saat kita menangis, terjadi kelepasan ketegangan, kesedihan, dan emosi-emosi negatif lainnya yang menyebabkan rasa sakit dalam dada. Dalam banyak hal, menangis menjadi keran yang aman untuk mengizinkan Anda mengeluarkan emosi yang telah terpendam lama di dalam Anda.
Memang masih sulit bagi para peneliti untuk mengetahui bagaimana tangisan bekerja untuk tubuh kita. Sebab, jika tangisan terjadi akibat sebuah setting laboratorium, misalnya, meminta responden menonton film sedih, banyak responden yang mengutarakan bahwa mereka justru merasa lebih parah dari perasaan sebelum menonton film.
Di lain pihak, banyak orang yang mengatakan bahwa tangisan yang melegakan membuat kita merasa lebih enak. Satu studi yang meninjau lebih dari 3.000 laporan detail mengenai aktivitas tangisan menemukan bahwa kebanyakan orang mengalami peningkatan mood baik seusai menangis. Studi terhadap 196 wanita di Belanda mengatakan, 9 dari 10 responden merasa lebih nyaman seusai menangis.
Menariknya, seorang peneliti di Israel mencari tahu aspek evolusi dari menangis. Ia berspekulasi, menangis merupakan sebuah cara untuk mengomunikasikan kelemahan diri kepada orang lain karena air mata saat menangis membuyarkan pandangan dan membuat diri tanpa pertahanan. Orang yang peduli dan ada pada saat Anda sedang menangis bisa mendekatkan emosi di antara Anda dan dia.
Cara mendapatkan tangisan yang sehat:
Para peneliti menemukan bahwa untuk membuat tangisan memiliki dampak yang menyehatkan bagi kesehatan emosional, dibutuhkan kondisi tertentu, antara lain:
* Anda harus memiliki orang untuk bersandar dan berkeluh kesah. Orang yang mendapatkan dukungan saat menangis dilaporkan memiliki pembersihan emosi yang lebih baik ketimbang mereka yang menangis sendiri. Cobalah cari teman atau orang terkasih yang bisa berempati terhadap masalah yang Anda alami.
* Setelah menangis, alangkah lebih baik jika Anda berhasil menemukan solusi dari permasalahannya. Kita akan merasa lebih baik ketika kita menangisi sebuah masalah yang sudah ada solusinya. Jika Anda menangis sebelum Anda menghadapi situasi yang membuat Anda ingin menangis, Anda cenderung sulit meraih hasil dari menangis itu atau malah membuat diri Anda merasa lebih parah.
* Anda perlu memastikan bahwa Anda menangis di tempat yang tepat. Mereka yang merasa malu saat menangis, berdasarkan laporan, tidak merasakan kebersihan emosi ataupun peningkatan mood. Jika Anda merasa malu menangis di tempat umum atau di depan beberapa orang, sebaiknya Anda tahan tangis itu, pergi ke tempat yang lebih aman, misalnya, toilet.
* Tangisan juga tak akan memberikan kelegaan jika Anda memiliki masalah kejiwaan, seperti depresi atau kekhawatiran yang berlebihan. Jika Anda menemukan bahwa Anda merasa lebih parah seusai menangis, sebaiknya temui dokter atau terapis untuk melihat apakah Anda memang memiliki masalah psikis.
Air Mata Wanita Padamkan Gairah Pria
Kompas.com - Menangis memang bisa mendatangkan empati dan kesedihan, tapi bagi pria air mata yang menetes dari mata wanita bisa menimbulkan dampak lain, menurunnya gairah bercinta. Hal ini terjadi karena menurut studi terbaru air mata kaum wanita mengandung zat kimia tertentu.
Meski tidak berbau, namun sebenarnya zat kimia dalam air mata tersebut mengirimkan sinyal tertentu yang bisa membuat kadar testosteron pria berkurang sementara. Akibatnya seorang pria akan kehilangan gairah untuk bercinta. Demikian penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science.
Walau riset ini hanya dilakukan pada sejumlah kecil responden, namun terungkap bahwa air mata memengerahui kadar testosteron pada pria, respon kulit, gambaran otak dan deskripsi pria pada gairah mereka. Peneliti membandingkan efek air mata wanita dengan larutan garam yang diteteskan ke pipi wanita.
"Sinyal kimia termasuk dalam bentuk bahasa. Pada dasarnya kami menemukan bahwa air mata perempuan mengirimkan sinyal kata 'tidak' atau 'tidak sekarang'," papar Dr.Noam Sobel, profesor neurobiologi dari Weizmann Institute, Israel.
Sebenarnya, lanjut Sobel, hal ini tidak hanya berlaku pada air mata perempuan saja, namun dalam riset ini ia memang memfokuskan pada perempuan karena kaum hawa ini memang lebih mudah menangis. "Cukup sulit mencari responden pria yang gampang menangis," katanya.
Air mata yang dimaksud oleh peneliti adalah air mata emosional. "Kandungan kimianya berbeda dengan air mata yang keluar karena mata kelilipan misalnya," katanya.
Pada tikus, air mata yang dikeluarkannya mengandung feromon, molekul tidak berbau yang memicu insting alamiah. Penasaran dengan hal tersebut, Sobel dan timnya melakukan riset untuk mengetahui apakah air mata manusia juga mengandung zat kimia tertentu.
Dalam risetnya ia mengumpulkan air mata dari para partisipan studi yang diminta menonton film sedih. Sebagai perbandingan, para peneliti meneteskan larutan garam pada pipi partisipan lalu mengumpulkannya dalam tabung kecil.
Kemudian para pria diminta mencium kedua jenis air tersebut tanpa mengetahui perbedaannya. Para pria ini lalu diminta menilai foto-foto perempuan. Ternyata, setelah mencium air mata, mereka merasa tidak begitu tertarik dengan wanita yang ada di foto.
Selain menguji lewat foto, para pria itu juga diukur kadar testosteronnya dengan memeriksa air liur mereka. Terakhir adalah melihat aktivitas otak melalui pemindaian otak lewat MRI, setelah mencium air mata dan setelah mencium larutan garam.
Dr.Esen Akpek dari Johns Hopkins University's mengatakan hasil penelitian ini masuk akal karena kelenjar yang mengeluarkan air mata juga mengandung hormon seks. "Hubungannya lebih jelas terlihat ketika mata kering, kondisi yang biasa dialami perempuan di masa pasca menopause," katanya.
Sobel juga menjelaskan bahwa air mata bisa berdampak pada berkurangnya agresi. "Sinyal yang dikirimkan bisa diterjemahkan sebagai 'sekarang bukan waktu yang tepat', " katanya.
Bukan Pejantan Cantik
Ilustrasi
Menikmati pagi yang masih sama dengan secangkir teh hangat dan lantunan murattal surat Al Mulk, berlanjut ke beberapa surat selanjutnya. Sebuah harapan baru di pagi ini tersemat di hati. Meski mendung, semoga tak memendungkan setiap jiwa yang memandangnya.
Masih dengan hati yang ini, masih dengan perasaan yang begini, masih dengan cinta ini. Menjalani hidup dengan kemuslimahan yang Allah swt anugerahkan. Mensyukuri setiap nikmat, terlebih nikmat iman ini. Subhannallah... luar biasanya hidup ketika kita menjalani semuanya berdasarkan versiNya. Ketika kita mematuhkan semua gerak adalah muara menujuNya.
Allah swt, pencipta kita. Pencipta kefitrahan kita. Telah begitu jelas menggariskan banyak hal yang harus kita patuhi. Semata bukan hanya sebagai kewajiban, namun adalah tanggung jawab atas amanah yang pernah kita sanggupi; sebagai khalifah fil ard.
Dan garis yang itu, yang telah jelas membatasi perbedaan antara kaum adam dan kaum hawa. Dimana, Allah swt telah mengamanahkan fungsi dan peranannya masing-masing, untuk kita pergunakan sebaik mungkin, dalam tapak kehidupan seorang muslim/mah.
Maka kita, sebagai seorang muslimah. Melihat beberapa ketimpangan kaum kita yang melenceng dari fitrahnya, mempunyai tanggung jawab untuk mengulasnya menjadi pemahaman, yang kemudian diharapkan terurai menjadi laku.
Ketika kita berbicara tentang kewanitaan, maka kita membicarakan tentang karakteristik dan kepribadian kaum yang sering kita kenal dengan sebutan feminis. Namun disini, topik pembahasan akan lebih dikerucutkan pada karakteristik kefitrahan itu sendiri.
Wanita, adalah sosok yang sering kita identikkan dengan keindahan, kelembutan, keibuan dan masih ada beberapa.
Lalu bagaimana dengan wanita yang kelaki-lakian, yang kemudian dalam msyarakat umum sering disebut dengan tomboy? Apakah sang wanita telah menyimpang dari kefitrahannya?
Maka jawabannya adalah ya, wanita yang bertabiat seperti itu sedang tidak pada tempatnya sebagai wanita.
Sering kita dengar alasan sebagian wanita yang bertabiat tomboy , bahwa watak itu sudah dari “sononya” sebagai pembelaan diri. Padahal, jelas Allah swt menciptakan kita dengan peranan dan fungsi masing-masing sebagai lelaki dan perempuan.
Mari kita telisik lebih dalam, bahwa biasanya faktor yang sangat mungkin menyebabkan seorang wanita tomboy, dan sebaliknya seorang lelaki banci (sebutan untuk lelaki yang kewanita-wanitaan) adalah faktor pola asuh orangtua, faktor lingkungan, faktor pergaulan dan sangat mungkin masih ada beberapa faktor yang bisa diurai dalam konteks yang lebih luas.
Dari sinilah kita bisa memulai memahami, bahwa tidak ada faktor yang melenceng dari fitrah. Maka sudah barang tentu yang menjadi fokus kita untuk memperbaiki keadaan ini adalah dari pola asuh orang tua. Menjadi pelajaran berharga bagi kaum Ibu (dan tentunya turut serta kaum Bapak) untuk mengawal tumbuh-kembang putra-putrinya mulai dari rumah, lingkungan serta pergaulan di sekup yang lebih kompleks dan luas.
Itulah kemudian dapat dipahami juga, bahwa orang tualah yang paling bertanggung jawab terhadap putra-putrinya, bukan guru ngajinya dan guru-guru yang lain kelak dihadapan Allah swt.
Bagaimana kemudian bagi kaum wanita yang sudah terlanjur menjadi tomboy?
Harus ada upaya dari dalam dirinya untuk kembali pada fitrah, yang didukung oleh beberapa faktor dari luar dirinya, seperti keluarga, lingkungan, pergaulan dan lainnya.
Bagaimana juga ada yang tetap kekeh bilang itu sangat susah karena sudah menjadi semacan naluri? Hmmm… sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan bukan?
Bukankah Allah swt sangat mengetahui siapa yang bersungguh-sungguh? Yakinlah bahwa Allah akan merubah seseorang jika orang itu berupaya pula mau merubah dirinya sendiri.
Akan tetap hidup melenceng dari fitrahan, atau kembali kepada kefitrahan. Itu adalah pilihan ketakwaan. Karena benar adanya larangan itu dalam aturan agama kita baik menyerupai pada bab pakaian atau pada bab sifatnya. Tak ada spekulasi apa lagi tawar menawar. Termasuk tawar menawar sebagian orang dengan pendapat ; tidak mengapa asal tidak sampai operasi kelamin.
Wallahu’alam bishawab
Langganan:
Postingan (Atom)